Pages

Friday 8 February 2013

Narnia : The Horse and His Boy

Pengarang : C.S. Lewis
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp. 27.500,-



NARNIA... 
tanah di mana para kuda bisa berbicara... 
pengkhianatan mengintai... 
dan takdir menanti.

Dalam perjalanan penuh tantangan, empat pelarian bertemu dan bergabung. Meski awalnya mereka hanya berusaha membebaskan diri dari kehidupan yang kejam dan menekan, tak lama kemudian mereka mendapati diri mereka berada di tengah-tengah pertempuran dahsyat. Pertempuran yang akan memutuskan bukan hanya nasib mereka, tapi juga nasib Narnia.

Ini kisah seorang bocah bernama Shasta, yang merasa terasing di negerinya. Dia tinggal bersama ayahnya di sebuah kota kecil di tepi laut Calormen. Shasta tidak pernah bisa merasakan kasih sayang kepada ayahnya, betapa sulitnya dia mencoba. Dia juga merasa berbeda karena ayahnya dan orang-orang disekitarnya berkulit hitam gelap, sementara dia berkulit putih bersih.
Siapa Shasta sebenarnya?
Pada suatu malam datanglah seorang Tarkaan (sebutan untuk bangsawan di Calormen), ke gubuk Shasta dan ayahnya yang terletak di tepi laut. Sang Tarkaan berniat membelinya untuk dijadikan budak. Ketika ayah Shasta dan Tarkaan sedang tawar-menawar di dalam pondok, Shasta diusir keluar pondok dan disuruh mengurus kuda sang Tarkaan. Tanpa sengaja, Shasta mengetahui bahwa kuda tersebut ternyata kuda yang bisa berbicara dari Narnia.
Sang kuda yang bernama Bree, mengajak Shasta untuk melakukan pelarian, karena Bree tentu saja ingin kembali ke Narnia. Malam itu juga mereka melarikan diri dari rumah si nelayan.
Ketika dalam pelarian, mereka bertemu dengan Aravis, seorang gadis bangsawan Calormen yang melarikan diri karena dipaksa menikah oleh ayahnya oleh bangsawan tua. Aravis juga menunggangi seekor kuda dari Narnia  yang bernama Hwin. Bersama-sama mereka berempat menyusun rencana untuk melarikan diri. Saat tiba di Tashbaan, ibukota Calormen, mereka terpisah. Namun akhirnya mereka berhasil bertemu kembali setelah mengalami petualangan masing-masing. Di saat inilah Aravis memberi tahu mereka bahwa Tashbaan hendak menyerang Narnia dengan terlebih dahulu menakhlukan Archenland, negeri tetangga Narnia.
Shasta, Aravis, Bree, dan Hwin berpacu untuk memberitahukan kabar ini kepada Raja Archenland, untuk mencegah kekalahan negeri tersebut.
Berhasilkah mereka? Ini adalah cerita pencarian jatidiri dari seorang anak nelayan miskin dan seorang Tarkheena (sebutan bangsawan wanita) yang pongah. Kisah ini diwarnai kelicikan dan juga pembalasan.
Karena kisah ini merupakan salah satu kisah Narnia yang tidak difilmkan, jadi gw anjurkan untuk baca cerita ini, emang sih ceritanya ga ada hubungannya sama kisah selanjutnya alias kisah tunggal. Tapi tetep bagus kok. Bagi penggemar film Narnia, jangan lupa beli  buku ini yaa...

No comments:

Post a Comment